Categori

My Popularity (by popuri.us)

Pengikut

Arsip Blog

Get paid To Promote at any Location

Rabu, 29 September 2010

"Punk ar t on show"

I'M a bit of hoarder.
I keep ticket stubs from gigs and then one day I decided to take them out of the shoebox and put them on display in several clip frames.
Is this art? Well, a collection of posters, fanzines and fliers started by a teenage punk more than 30 years ago is going on show in a new exhibition.
Designer Toby Mott, from London, started collecting the memorabilia as a young music fan in the 1970s.
The exhibition, which includes posters designed for the Sex Pistols by Jamie Reid, is at the Haunch of Venison gallery in central London.
Well, I don't think my collection - featuring a Nirvana stub (pounds 6.50 entry) from Manchester Academy in December 1989, a Huddersfield Town Hall gig by All About Eve (pounds 7.50 October '89), a Black Rebel Motorcycle Club stub for Blank Canvas, Leeds (Feb 2004) with support from the then unknown Kasabian, or the 40th anniversary Riders on the Storm ticket of the Doors featuring Ray Manzarek, Robby Krieger and Ian Astbury on vocals at Manchester Apollo - would be worth public display... but they're great memories.. Toby Mott's exhibition begins today and runs to October 30.

Minggu, 12 September 2010

Sekulerisme Menggeser Makna Lebaran Spiritual Rosmita

INNChannels, Jakarta - Hari kemenangan yang dinanti itu pun akhirnya tiba. Banyak cara bagi umat muslim untuk merayakan hari yang sangat didambakan tersebut. Namun, kini timbul kekhawatiran bahwa Lebaran spiritual telah berubah menjadi Lebaran Sekuler. Mengapa? Siapakah mereka itu?
Secara umum, makna Idul Fitri bagi sebagian orang muslim adalah hari kemenangan, hari menuju fitrah (kesucian), dimana tali silaturahmi sangat mewarnai hari penuh makna ini.
Pasalnya, setelah sebulan lamanya umat muslim melaksanakan ibadah puasa, seharusnya hati mereka menjadi lebih bersih dari zat-zat keduniawian yang bisa merusak iman muslimin dan muslimah.
Sebab, sudah sepatutnya momentum Idul Fitri ini menjadi momen yang penting untuk berjihad menegakkan kembali amanah hari kemenangan.
Tapi, terdapat banyak cara memaknai hari raya Idul Fitri.
Menurut Abdul Jalil, MA, Intelektual muda yang juga koordinator kajian central riset dan manajemen informasi (Cermin), "Setelah selama 30 hari berpuasa dan juga melaksanakan ibadah lainnya di bulan Ramadan, umat muslim terbebas dari virus-virus penggoyah keimanan."
Umat muslim, lanjut Abdul Jalil, mesti melihat kemunculan Idul Fitri sebagai hasil proses panjang pertapaan seseorang selama satu bulan. Bertapa yang dimaksud disini adalah tidak hanya sekedar menahan makan, minum, dan lainnya, tapi lebih substansial lagi adalah mengejar target-target tertentu, seperti meminimalkan nafsu.
Untuk itu, imbuh dia, Idul Fitri dapat diartikan mampu menghasilkan insan yang fitri (fitrah).
Namun, belakangan ini seiring dengan perkembangan zaman, hikmah lebaran pun kadang bergeser menjadi suatu pemahaman yang berbeda dan tidak jarang mengarah pada hal negatif.
Salah satunya, pemahaman tentang "Lebaran Sekuler". Arti dari sekuler itu sendiri tentu saja bertolak belakang dari makna yang terkandung sebenarnya. Sekuler dalam pengartian umum adalah berbanding terbalik dengan hal-hal spiritual.
Maksudnya, hari besar keagamaan yang seharusnya mampu membuat keimanan lebih baik dari sebelumnya, ternyata untuk sebagian orang khususnya masyarakat ekonomi atas seringkali justru terlihat "menganut" sekuler ini.
Mereka, para 'the have' itu, terlihat memaknai lebaran sebagai ajang foya-foya dan juga unjuk kekayaan yang mereka miliki.
Lihat saja, bagaimana cara mereka mempercantik rumah dan diri dengan seluruh barang mahal dan berbau impor. Tak sedikit, dari mereka, justru memutuskan mudik dengan membeli kendaraan mewah berharga miliaran rupiah untuk menggambarkan status ekonomi dan sosial mereka, kini telah jauh berbeda dari sebelumnya. Singkat kata mereka ingin dibilang kaya raya.
Padahal, kesederhanaan dan keimanan tulus yang seharusnya menjadi makna utama hari lebaran tidak terlihat. Tapi, justru sifat riya dan kesombongan yang tampak mereka tonjolkan. Sekulerisme kini memang tampak lebih dominan menggeser makna Lebaran spiritual.
Andakah salah satu dari kelompok sekuler itu? Bercermin lah sendiri!

 
This Blog is proudly powered by Blogger.com | Template by Angga Leo Putra